assalamu alaikum wr.wb
hay zoob kali ini saya akan ngeshre tentang Kanker Serviks mari kita simak berikut ini.
Kanker Serviks
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadi pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
1. Sebeberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
klik untuk zoom
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi hingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
2. Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
3. Bagaimana cara penularan kanker serviks ?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Henah lo, mangkanya jangan jajan yaa.
4. Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini?
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
perdarahan di luar siklus menstruasi.
penurunan berat badan drastis.
Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
5. Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.
6. Benarkah perokok berisiko terjangkit kanker serviks?
Ada banyak penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M.D., peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun” lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. “Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang,” ujarnya.
IBN
7. Selain perokok siapa saja yang berisiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35-50 tahun, terutama Anda yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker leher rahim sebesar 2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya kanker leher rahim.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji pap smear abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga berisiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga Anda mudah terinfeksi.
8. Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun, pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
9. Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati peringkat tertinggi di antara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan. Yaitu dengan cara :
tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
10. Seberapa penting memakai vaksinasi HPV?
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit kanker serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah, vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9 sampai 26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3 kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, risiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp 1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp 700.000,- sekali suntik.
11. Adakah efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini telah diujikan pada ribuan perempuan di seluruh dunia. Hasilnya tidak menunjukkan adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam dan kemerahan, nyeri, dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun, ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.
12. Bisakah kanker serviks disembuhkan?
Berhubung tidak mengeluhkan gejala apa pun, penderita kanker serviks biasanya datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh, seperti kandung kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim, radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah daripada mengobati kanker serviks bukan?
A. Pengertian
Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada serviks (leher rahim).
Perubahan menjadi sel kanker memakan waktu 10 hingga 15 tahun.
Virus penyebab kanker serviks tidak hanya menyerang kulit dan saluran genital, tetapi juga dapat menyerang organ-organ lain seperti : mukosa mulut, larings, trakhea, sinonasal, konjungtiva, bronkhus, usofagus.
B. Penyebab terjadinya kanker serviks
Kanker serviks disebabkan oleh HPV (Human Papilloma Virus) yang bersifat onkogenik. Di dunia, diketahui HPV tipe 16, 18, dan 45, 31 dan 52 secara bersamaan telah menjadi penyebab lebih dari 80% kasus kanker serviks. HPV 16 dan 18 secara bersama mewakili penyebab utama kanker serviks.
Karsiogenesis melalui beberapa tahap mutasi (multistage mutation) yaitu dimulai dengan perubahan unsur gen di dalam sel (insiasi), dan sel yang terinsiasi ini masih merupakan sel yang normal hanya saja ia mudah terstimulasi oleh faktor-faktor luar (karsiogenik). Setelah beberapa kali mengalami mutasi maka sel tersebut berubah menjadi sel kanker.
C. Dampak yang terjadi
Apabila seoarang perempuan telah terinfeksi HPV dan menderita kanker , maka akan terjadi gangguan kualitas hidup secara :
Ø Fisik
Ø Kejiwaan
Ø Kesehatan seksual
D. Cara penularan HPV
Penularan tidak terjadi melalui udara tetapi kontak langsung merupakan prasyarat terjadinya infeksi. Pada dewasa genital HPV terjadi melalui kontak seksual. Dapat juga terjadi melalui alat-alat yang dipakai secara bersama-sama seperti laser vaporisasi.
Sebagian besar kanker serviks berasal dari zona transformmasi. Karena terinfeksi, dalam daerah ini sel-sel endoserviks berbah menjadi lesi prakanker. Infeksi HPV tipe resiko tinggi mengubah lesi prakanker menjadi kanker.
E. Faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks
Kanker serviks dapat timbul didukung oleh beberapa faktor, yaitu :
Menikah saat usia muda
Kehamilan yang sering
Merokok
Penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang
Penyakit menular seksual
F. Yang beresiko terinfeksi HPV
80% perempuan akan beresiko terinfeksi oleh HPV pada masa hidupnya. 50% diantaranya akan beresiko terinfeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker pada masa hidupnya.
Infeksi HPV berkaitan dengan terjadinya kanker serviks, yang paling beresiko terinfeksi HPV yaitu :
Perempuan dengan mitra seksual multipel, begitu sebaliknya pria dengan mitra seksual multipel
Perempuan yang merokok mempunyai resiko dua kali lebih tinggi untuk menderita kanker serviks daripada perempuan yang tidak merokok.
Perempuan yang kehamilan pertamanya terlambat, beresiko menderita kanker serviks lebih rendah.
Tingkat sosial ekonomi rendah beresiko menderita kanker serviks daripada tingkat sosial ekonomi menengah ke atas.
Penggunaan kontrasepsi oral menunjukkan peningkatan resiko walaupun.
Perempuan / laki-laki dengan riwayat infeksi menular seksual (IMS), meningkatkan resiko menderita kanker serviks.
G. Cara mendeteksi
Untuk mengetahui apabila seorang perempuan terinfeksi HPV atau tidak, dapat dideteksi dengan cara :
Pap smear
Pap smear (juga dikenal test Pap) adalah serangkaian tindakan medis yang mana mengambil sampel sel dari serviks seorang perempuan ( serviks merupakan bagian ujung dari uterus yang masuk ke dalam vagina), kemudian dioleskan pada slide. Sel tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mencari lesi prakanker atau perubahan keganasan.
IVA (Inspeksi Visual Acetat)
Cara mendeteksi kanker serviks dengan cara sederhana yang efektif dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% ke mulut rahim kemudian melihat reaksi perubahan.
H. Tindakan yang dilakukan apabila sudah terinfeksi HPV
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan, apabila seseorang telah terinfeksi HPV, yaitu :
Surgical treatment
Yaitu tindakan bedah yang dilakukan untuk mengangkat sel-sel kanker dengan operasi.
Radioterapi
Yaitu suatu terapi dengan menggunakan sinar-x atau radio aktif untuk membunuh sel-sel kanker.
Kemoterapi
Yaitu suatu terapi dengan menggunakan obat-obatan yang khusus untuk kanker. Penggunaan obat-obatan ini dimaksud untuk melawan dan memusnahkan sel-sel kanker yang menyebar
Terapi Piliatif
Yaitu suatu terapi dimana yang difokuskan adalah peningkatan kualitas hidup penderita kanker dengan menghilangkan / mengurangkan rasa sakit karena kanker sudah tidak dapat disembuhkan.
I. Cara Pencegahan
· Pencegahan primer (vaksinasi)
Dari studi penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi bersama skrinning dapat mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif. Vaksinasi saat ini merupakan era baru dalam pencegahan kanker serviks bagi remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksinasi diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang yang menjadi penyebab utama kejadian kanker serviks. Vaksinasi dapat memberikan perlindungan silang terhadap infeksi HPV lainnya penyebab kanker yakni tipe 45, 31 & 52. Vaksinasi diberikan sedini mungkin (mulai 10 tahun). Rekomendasi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) & HOGI (Himpunan Onkologi Gynekologi Indonesia). Vaksinasi dilakukan dalam tiga tahap dosis pemberian yaitu ke-0, ke-1, dan ke-6.
· Pencegahan sekunder (pap smear & IVA bagi yang sudah berhubungan seksual)
a. Pap smear
Pap smear (juga dikenal test Pap) adalah serangkaian tindakan medis yang mana mengambil sampel sel dari serviks seorang perempuan ( serviks merupakan bagian ujung dari uterus yang masuk ke dalam vagina), kemudian dioleskan pada slide. Sel tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mencari lesi prakanker atau perubahan keganasan.
b. IVA (Inspeksi Visual Acetat)
Cara mendeteksi kanker serviks dengan cara sederhana yang efektif dengan cara mengoleskan asam asetat 3-5% ke mulut rahim kemudian melihat reaksi perubahan.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah patofisioanatomi ini.
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisioanatomi dan dengan harapan pembaca dapat lebih mengerti dan memahami tentang segala sesuatu dari Penyakit Kanker Serviks sehingga dengan bertambahnya pengetahuan tersebut dapat meminimalisir kasus yang ada.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masing dalam ketidaksempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan senantiasa penulis harapkan dalam upaya penyempurnaan makalah ini.
A. KANKER SERVIKS
Kanker serviks (kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang sering dijumpai di Indonesia baik di antara kanker pada perempuan dan pada semua jenis kanker.
Kejadiannya hampir 27% di antara penyakit kanker di Indonesia. Namun demikian lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut, sehingga banyak menyebabkan kematian karena terlambat ditemukan dan diobati.
Di mana Letak Leher Rahim? Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menonjol ke dalam kelamin wanita. Di tempat ini sering terjadi kanker yang disebut kanker serviks. Bagaimana Gejalanya? Kanker serviks pada stadium dini sering tidak menunjukkan gejala atau tanda-tandanya yang khas, bahkan tidak ada gejala sama sekali.
Gejala yang sering timbul pada stadium lanjut antara lain adalah:
· Pendarahan sesudah melakukan hubungan intim.
· Keluar keputihan atau cairan encer dari kelamin wanita.
· Pendarahan sesudah mati haid (menopause).
· Pada tahap lanjut dapat keluar cairan kekuning-kuningan, berbau atau bercampur darah, nyeri panggul atau tidak dapat buang air kecil.
Apakah penyebabnya? Lebih dari 95 % kanker serviks berkaitan erat dengan infeksi HPV (Human Papiloma Virus) yang dapat ditularkan melalui aktivitas seksual. Saat ini sudah terdapat vaksin untuk mencegah infeksi HPV khususnya tipe 16 dan tipe 18 yang diperkirakan menjadi penyebab 70% kasus kanker serviks di Asia.
Apa saja yang menjadi faktor resikonya? Beberapa faktor risiko terkena kanker serviks antara lain:
· Mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda.
· Sering berganti-ganti pasangan seksual.
· Sering menderita infeksi di daerah kelamin.
· Melahirkan banyak anak.
· Kebiasaan merokok (risiko dua kali lebih besar).
· Defisiensi vitamin A, C, E.
B. PAP SMEAR / IVA
Kanker serviks dapat dikenali pada tahap pra kanker, yaitu dengan cara melakukan antara lain pemeriksaan SKRINING, artinya melakukan pemeriksaan tanpa menunggu keluhan. Beberapa medote skrining telah dikenal, yaitu antara lain: PAP SMEAR dan IVA. PAP SMEAR Kanker serviks dimulai dari tahap pra kanker. Jika kanker dapat ditemukan pada tahap awal ini, akan dapat disembuhkan dengan sempurna.
Pemeriksaan PAP SMEAR Adalah cara untuk mendeteksi dini kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cepat, tidak sakit dengan biaya yang relatif terjangkau dan hasilnya akurat. Kapan melakukannya? Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan kapan saja, kecuali pada masa haid atau sesudah petunjuk dokter. Bagi perempuan yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual, lakukanlah pemeriksaan PAP SMEAR setahun sekali. Segera mungkin melakukan pemeriksaan PAP SMEAR dan jangan menunggu sampai timbul gejala.
Bagaimana pemeriksaan dilakukan? Pemeriksaan PAP SMEAR dilakukan di atas kursi periksa kandungan oleh dokter atau bidan yang sudah dilatih, dengan menggunakan alat untuk membantu membuka kelamin wanita. Ujung leher diusap dengan spatula untuk mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini kemudian diperiksa jenis sel-selnya di bawah mikrosop. Apabila hasil pemeriksaan posirif (terdapat sel-sel yang tidak normal), harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli kandungan.
C. SADARI
Payudara
Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kelenjar pembuatan air susu. Saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang mengikat kelenjar-kelejar menjadi satu kesatuan. Keseluruhan payudara dibungkus oleh kulit payudara. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang berada ditengah daerah kulit yang berwarna lebih gelap (areola). Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.
Kanker payudara dapat menimbulkan gejala seperti tersebut dibawah ini
1. Adanya benjolan di payudara.
2. keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
3. Perubahan bentuk dan besarnya payudara.
4. Kulit, putting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut.
Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara yaitu:
1. Mendapat haid pertama pada umur kurang dari 10 th.
2. Mengalami mati haid setelah umur 50 th.
3. Tidak menikah.
4. Tidak pernah melahirkan anak.
5. Mehirkan anak sesudah umur 35 tahun.
6. Tidak pernah menyusui.
7. Pernah mengalami operasi payudara yang disebabkan oleh kelainan jinak atau tumor ganas payudara.
8. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala.
Pemeriksaan dapat berupa:
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan SADARI secara teratur sebulan sekali setelah selesai haid, dan bagi yang telah mati haid (menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat dari setiap bulannya.
2. Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis (dokter atau bidan)
Dengan pemeriksaan yang saksama sering dapat diduga suatu benjolan di payudara merupakan tumor jinak atau ganas.
3. Mammogram
Merupakan pemeriksaan radiology menggunakan sinar X untuk pemeriksaan payudara. Gambaran diambil dari arah samping dan atas untuk masing-masing payudara. Adanya gambaran mikro klasifikasi mungkin merupakan tanda dini.
D. BREAST CARE
Upaya keberhasilan memberi ASI seyogyanya sudah dimulai sejak masa kehamilan, yg terus dilanjutkan sampai masa menyusui itu sendiri. Pada masa kehamilan, sebaiknya payudara sudah menjadi perhatian anda. Hal ini untuk melihat apakah bentuk puting susu anda kurang menguntungkan untuk kegiatan menyusui. Misalnya, apakah puting susu berbentuk datar atau masuk kedalam. Puting susu demikian sebenarnya bukanlah halangan bagi kita untuk menyusui dengan baik. Dengan mengetahuinya sejak awal, kita mempunyai waktu untuk mengusahakannya agar puting bisa menonjol keluar, sehingga bayi dapat menghisap puting susu lebih mudah sewaktu menyusui.
Caranya :
Gunakan krem lembut, dorong puting susu secara perlahan ke arah luar dengan menggunakan kedua ibu jari tangan anda. Setelah itu masih dengan ibu jari, tariklah bagian dasar puting susu ke arah samping kiri dan kanan , serta arah atas dan bawah
Kalaupun tidak ada masalah dengan puting anda, puting susu tetap garus disiapkan. Salah satu caranya adalah dengan menggosok puting susu secara perlahan dengan menggunakan handuk lembut setiap kali selesai mandi. Anda tidak perlu mencucinya dengan sabun apalagi menggosoknya keras-keras, sebab kelenjar yg ada di sekitar puting susu dengan sendirinya akan mengeluarkan cairan untuk menjaga kebersihannya. Selain itu perlakuan yg kasar akan membuat puting susu lecet bahkan luka.
Cara mempersiapkan puting :
Dengan menggunakan krem yg lembut, pijatlah payudara serta puting susu secara teratur. Letakkan ibu jari serta telunjuk pada dasar puting susu, kemudian dengan hati-hati putarlah ke arah kiri serta kanan
Gerakan memijat lainnya adalah dengan meletakkan jari-jari serta ibu jari di dada, kemudian lakukan gerakan memutar ke seluruh payudara, dimulai dari arah atas dan berakhir Pada dasarnya pemijatan ini berguna untuk menghindari timbulnya pembengkakan dan peradangan payudara saat menyusui. Selain itu pemijatan juga bermanfaat untuk merangsang kelenjar-kelenjar susu agar kelak lebih lancar mengalirkan air susu.
ANC (ANTE NATAL CARE)
Defenisi
ANC adalah pemeriksaan/ pengawasan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasi kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.
Tujuan ANC
1. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.
3. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, pembedahan.
4. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.
Kebijaksanaan Program
1. Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu :
1 kali pada trimester I
1 kali pada trimester II
2 kali pada trimester III
2. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
3. Kunjungan ANC yang ideal adalah :
· Setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu.
· Setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu.
· Setiap 1 minggu sejak umur hamil 32 minggu sampai terjadi persalinan.
4. Pemeriksaan khusus jika terdapat keluhan-keluhan tertentu.
Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7 t”
1. Timbang berat badan.
2. Ukur tekanan darahn.
3. Ukur tinggi fundus uteri.
4. Imunisasi TT lengkap.
5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.
6. Tengok/ periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki.
7. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan.
Konsep Pemeriksaan Kehamilan
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan :
- Pemeriksaan fisik umum.
- Pemeriksaan khusus obstetri.
- Pemeriksaan penunjang.
3. Diagnosis/ kesimpulan
4. Diagnosis banding.
5. Prognosis.